Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dicabut oleh Presiden RI Joko Widodo pada Jum’at 30 Desember 2022. Dalam pidatonya Presiden menyampaikan bahwa pemerintah mencabut PPKM yang tertuang dalam Instruksi Mendagri Nomor 50 dan 51 Tahun 2022.
Masyarakat menyambut keputusan pemerintah tersebut dengan kemeriahan penyambutan tahun baru 2023 baik di tempat – tempat keramaian perkotaan hingga sudut – sudut pedesaan. Tentunya dengan beberapa protokol Kesehatan yang masih harus diterapkan sebagaimana pesan Presiden Jokowi dalam pidatonya
Pasca PPKM dicabut, masyarakat mulai membiasakan diri untuk menyelenggarakan Kembali kegiatan yang melibatkan banyak orang. Seperti dilakukan oleh jama’ah Mushola Temurejo dengan menyelenggarakan pengajian pada Sabtu, 7 Januari 2023 di salah satu rumah warga.
Pengajian yang dinamai IBMT (Infaq Berlangganan Mushola Temurejo) rutin diselenggarakan sejak tahun 2000an awal, namun sempat terhenti selama dua tahun karena pandemi Covid-19. Setelah keputusan PPKM dicabut akhirnya pengajian lapanan ini digelar kembali.
Dalam sambutannya, Supan yang merupakan Ketua Takmir Masjid Jami’ Abdul Latif Temuireng menyampaikan rasa bahagianya karena bisa Kembali melihat jama’ah berkumpul untuk mencari ilmu.
“Alhamdulillah setelah libur selama 2 tahun kita bisa Kembali bertatap muka untuk bersama – sama menjalankan perintah Allah untuk mencari ilmu..” ungkap Supan yang juga merupakan Kadus 2 Desa Temuireng.
Dalam kesempatan tersebut, Supan juga mengajak jama’ah untuk kembali meramaikan forum pengajian Kembali, karena menurutnya jama’ah yang hadir belum sebanyak biasanya.
Sementara itu ditemui terpisah, Turyanto salah seorang jama’ah yang juga turut hadir menyampaikan bahwa ia menyambut baik acara pengajian rutin diselenggarakan Kembali. Terkait belum banyaknya jama’ah yang hadir menurutnya selain karena baru pertama kali diselenggarakan setelah PPKM, pengurus perlu melakukan inovasi dalam penyelenggaraannya.
“Jama’ah yang hadir belum banyak, mungkin karena baru (dilaksanakan) Kembali. Tapi sepertinya pengurus IBMT perlu sentuhan inovasi acaranya” ujar Turyanto.
Dikonfirmasi mengenai inovasi apa yang bisa dilaksanakan, Turyanto memberikan pendapat tentang metode atau cara penyampaian materi dari narasumber yang dihadirkan.
“Kalau menurut saya perlu inovasi dari mubalighnya, misal bisa dimulai dengan interaksi 2 arah antara mubaligh dan jama’ah. Agar jama’ah tidak bosan dan mengantuk saat materi disampaikan” imbuhTuryanto.
Turyanto juga berharap antusias besar masyarakat Temuireng untuk ikut pengajian rutin. Karena selain menambah ilmu, silaturahmi juga bisa terjalin saat acara berlangsung.