Guna mengantisipasi penularan dan penyebaran Virus Covid-19, masyarakat Indonesia melakukan berbagai upaya serta berbagai kegiatan. Upaya tersebut dilakukan dalam bentuk penerapan protokol kesehatan serta pembangunan sarana prasarana untuk mendukungnya. Baik pemerintah maupun masyarakat pada umumnya mengambil perannya masing-masing.
Program Pamsimas Hibah Insentif Desa (HID) yang dilaksanakan di Desa Temuireng pada Tahun 2021 mendapatkan peran tambahan dalam fungsi pencegahan penularan dan penyebaran Covid-19 di Temuireng pada khususnya. Peran tersebut tertuang dalam petunjuk teknis (Juknis) Pelaksanaan Program Pamsimas dalam Masa Pandemi Covid-19 dimana pada pelaksanaan program sebelumnya tidak ada.
“Mengenai aturan, ada dalam Juknis pelaksanaan pamsimas di masa Covid-19” ungkap Rahmawati, ST Fasilitator Masyarakat yang mendampingi pelaksanaan Program Pamsimas di Desa Temuireng.
Dalam juknis disebutkan bahwa pelaksanaan Program Pamsimas berpotensi melibatkan banyak orang, sehingga beresiko tinggi dalam penyebaran infeksi Covid-19. Namun kegiatan tersebut memang sengaja tidak ditunda, karena program Pamsimas nantinya akan memberikan kontribusi seperti Sarana Air Minum, Sarana Sanitasi di Sekolah, Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di tempat Umum dan kontribusi dalam kampanye kesadaran Perilaku Hidup Sehat (PBHS).
“Untuk Temuireng selain sarana air minum, kita membangun sarana tambahan seperti 2 unit sarana CTPS di depan kantor Desa dan Polindes. Nanti ada juga program sosialisasi PHBS melalui media promosi di Sekolah di Desa Temuireng” kata Rahmawati.
Dalam pelaksanaan program, pekerja dan pelaku Pamsimas diwajibkan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Penerapan protokol kesehatan dikoordinir oleh Satlak Pamsimas yang juga bertugas sebagai Satgas pencegahan Covid-19 khusus program Pamsimas.
Sukiman, salah satu pekerja pembangunan tower air mengungkapkan bahwa penerapan protokol kesehatan cukup ketat, salah satunya wajjib memakai masker.
“sebelum bekerja kami dichek suhu tubuhnya, masker harus dipakai” ungkap Sukiman.
“agak sesek karena tidak terbiasa mas, tapi tidak menghalangi kwalitas bekerja. Kalau jaga jarak ya sebisa mungkin, karena pekerjaan ini tidak semua bisa dilakukan dalam jarak 1 meter.” kelakar Sukiman ketika ditanya mengenai penerapan protokol kesehatan di lapangan.